Selasa, 25 Agustus 2015

TEKS CERITA SEJARAH (menganalisis teks cerita sejarah)



TEKS CERITA SEJARAH
11.      Makna teks cerita sejarah
Cerita sejarah adalah teks yang menjelaskan tentang kejadian masa lalu yang menjadi asal muasal sesuatu yang memiliki nilai sejarah.
22.      Struktur Dan Kaidah teks Cerita sejarah
a.       Struktur teks cerita sejarah
1.      Pendahuluan
2.      Perician peristiwa
3.      Penutup
b.      Kaidah teks cerita sejarah
1.      Menceritakan peristiwa asal usul yang telah terjadi (lampau)
Contoh : pada tahun 1945, pada zaman dahulu, dahulu kala, dll.
2.      Menggunakan kata penghubung untuk mengurutkan peristiwa
Contoh : dan, tetapi, kemudian, dll.
3.      Menggunakan kata keterangan
Contoh : tadi siang, tahun lalu, kemarin, dll.
4.      Menggunakan kata kerja
Contoh : pergi, tidur, makan, dll.
33.      Teks cerita sejarah di bagi menjadi 2, yaitu teks cerita sejarah fiksi dan non- fiksi.
à Teks sejarah fiksi adalah Teks sejarah yang tidak nyata.
            Contoh : Fabel, Legenda, Dongeng, dll.
à Teks sejarah non-fiksi adalah Teks sejarah yang asli (nyata).
            Contoh : Biografi, Autobiografi, catatan sejarah, dll.
·         Biografi adalah Cerita atau riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.
·          Autobiografi adalah cerita atau riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh diri sendiri.
44.      Menganalisis teks cerita sejarah

KERAJAAN SUNDA
Kerajaan Sunda terletak di daerah Jawa Barat sekarang. Tak dapat dipastikan dimana pusat kerajaan ini sesungguhnya. Berdasarkan sumber sejarah berupa prasasti dan naskah-naskah berbahasa Sunda Kuno dikatakan bahwa pusat kerajaan Sunda telah mengalami beberapa perpindahan.
Menurut Kitab Carita Parahyangan, Ibukota kerajaan Sunda mula-mula di Galuh, kemudian menurut Prasasti Sanghyang Tapak yang ditemukan di tepi sungai Cicatih, Cibadak Sukabumi, Isi dari prasasti itu tentang pembuatan daerah terlarang di sungai itu yang ditandai dengan batu besar di bagian hulu dan hilirnya. Oleh Raja Sri Jayabhupati penguasa kerajaan Sunda. Di daerah larangan itu orang tidak boleh menangkap ikan dan hewan yang hidup di sungai itu. tujuannya mungkin untuk menjaga kelestarian lingkungan (agar ikan dan lain-lainnya tidak punah) siapa yang berani melanggar larangan itu, ia akan dikutuk oleh dewa-dewa.
Kerajaan Sunda beribu kota di Parahyangan Sunda. Sementara itu menurut prasasti Astana Gede (Kawali – Ciamis) ibu kota kerajaan Sunda berada di Pakwan Pajajaran. Mengenai perpindahan kerajaan ini tak diketahui alasannya. Akan tetapi, hal-hal yang bersifat ekonomi, keamanan, politik, atau bencana alam lazim menjadi alasan perpindahan pusat ibu kota suatu kerajaan.
Kerajaan Sunda menguasai daerah Jawa Barat untuk waktu yang lama, diantara rajanya, yang terkenal adalah Jaya Bhupati dan Sri Baduga Maharaja.
à Analisis teks
a.       Struktur :
Pendahuluan

Kerajaan Sunda terletak di daerah Jawa Barat sekarang. Tak dapat dipastikan dimana pusat kerajaan ini sesungguhnya. Berdasarkan sumber sejarah berupa prasasti dan naskah-naskah berbahasa Sunda Kuno dikatakan bahwa pusat kerajaan Sunda telah mengalami beberapa perpindahan.
Perincian Peristiwa
1.      Menurut Kitab Carita Parahyangan, Ibukota kerajaan Sunda mula-mula di Galuh, kemudian menurut Prasasti Sanghyang Tapak yang ditemukan di tepi sungai Cicatih, Cibadak Sukabumi, Isi dari prasasti itu tentang pembuatan daerah terlarang di sungai itu yang ditandai dengan batu besar di bagian hulu dan hilirnya.
2.      Oleh Raja Sri Jayabhupati penguasa kerajaan Sunda. Di daerah larangan itu orang tidak boleh menangkap ikan dan hewan yang hidup di sungai itu. tujuannya mungkin untuk menjaga kelestarian lingkungan (agar ikan dan lain-lainnya tidak punah) siapa yang berani melanggar larangan itu, ia akan dikutuk oleh dewa-dewa.
3.      Kerajaan Sunda beribu kota di Parahyangan Sunda. Sementara itu menurut prasasti Astana Gede (Kawali – Ciamis) ibu kota kerajaan Sunda berada di Pakwan Pajajaran.
4.      Mengenai perpindahan kerajaan ini tak diketahui alasannya. Akan tetapi, hal-hal yang bersifat ekonomi, keamanan, politik, atau bencana alam lazim menjadi alasan perpindahan pusat ibu kota suatu kerajaan.

Penutup
Kerajaan Sunda menguasai daerah Jawa Barat untuk waktu yang lama, diantara rajanya, yang terkenal adalah Jaya Bhupati dan Sri Baduga Maharaja.


b.      Kaidah
Kaidah
pembuktian
Menceritakan peristiwa asal usul yang telah terjadi (lampau)
Menurut Kitab Carita Pahrayangan (paragraf 2)
Menggunakan kata penghubung untuk mengurutkan peristiwa

1.      Sementara itu (paragraf 3)
2.      Kemudian (paragraf 2)
Menggunakan kata keterangan

Raja Sri Jayabhupati penguasa kerajaan Sunda à keterangan tempat (paragraf 2)
Menggunakan kata kerja
1.      Menangkap (paragraf 2)
2.      Menjaga (paragraf 2)
3.      Melanggar (paragraf 2)
4.      Menguasai ( paragraf 4)

1.      Menyunting dan mengidentifikasi teks
KERAJAAN SUNDA
Kerajaan Sunda terletak di daerah Jawa Barat sekarang, namun pusat kerajaan itu sendiri masih belum jelas. Sumber sejarah mengatakan  pusat kerajaan Sunda mengalami beberapa perpindahan, terbukti dalam prasasti dan naskah-naskah berbahasa Sunda Kuno.
Menurut Kitab Carita Parahyangan, Ibukota kerajaan Sunda mula-mula di Galuh. Kemudian menurut Prasasti Sanghyang Tapak yang ditemukan di tepi sungai Cicatih, Cibadak Sukabumi, Isi dari prasasti itu tentang pembuatan daerah terlarang di sungai itu yang ditandai dengan batu besar di bagian hulu dan hilirnya. Raja Sri Jayabhupati, penguasa kerajaan Sunda. Di daerah larangan itu orang tidak boleh menangkap ikan dan hewan yang hidup di sungai itu. Tujuannya untuk menjaga kelestarian lingkungan (agar ikan dan lain-lainnya tidak punah) siapapun yang melanggar larangan itu akan dikutuk oleh dewa-dewa.
Kerajaan Sunda beribu kota di Parahyangan Sunda. Sementara itu menurut prasasti Astana Gede (Kawali – Ciamis) ibu kota kerajaan Sunda berada di Pakwan Pajajaran, perpindahan kerajaan ini tak diketahui alasannya. Akan tetapi, hal-hal yang bersifat ekonomi, keamanan, politik, atau bencana alam lazim menjadi alasan perpindahan pusat ibu kota suatu kerajaan.
Kerajaan Sunda menguasai daerah Jawa Barat untuk waktu yang lama. Raja yang terkenal adalah  Jaya Bhupati dan Sri Baduga Maharaja.


2.      Mengabstraksi teks
Langkah Langkah mengabstraksi teks cerita sejarah :
  1. Membaca teks secara lengkap
  2. Menentukan ide pokok
  3. Menentukan kalimat utama
  4. Menentukan kata kunci
  5. Membuat kalimat bedasarkan kata kunci
  6. Menyusun teks menjadi sebuah abstraksi.
Abstraksi teks sejarah “Kerajaan Sunda”

Dari Sumber sejarah Kerajaan Sunda banyak mengalami perpindahan, terbukti pada peninggalan prasasti dan kitab Bahasa Sunda. Ada juga salah satu kitab yang menjelaskan pusat Kerajaan Sunda. Menurut kita tersebut mulanya Kerajaan Sunda terletak di Galuh. Menurut prasasti Astana Gede, Kerajaan Sunda terletak di Pakwan Pajajaran. Perpindahan ini disebabkan karena hal-hal yang bersifat politik, keamanan atau yang lainnya. Raja yang terkenal memimpin Kerajaan Sunda adalah Jaya Bhupati dan Sri Baduga Maharaja.

Mengkonversi teks
KERAJAAN SUNDA
Kerajaan Sunda terletak di daerah Jawa Barat sekarang, namun pusat kerajaan itu sendiri masih belum jelas. Sumber sejarah mengatakan  pusat kerajaan Sunda mengalami beberapa perpindahan, terbukti dalam prasasti dan naskah-naskah berbahasa Sunda Kuno.
Menurut Kitab Carita Parahyangan, Ibukota kerajaan Sunda mula-mula di Galuh. Kemudian menurut Prasasti Sanghyang Tapak yang ditemukan di tepi sungai Cicatih, Cibadak Sukabumi, Isi dari prasasti itu tentang pembuatan daerah terlarang di sungai itu yang ditandai dengan batu besar di bagian hulu dan hilirnya. Raja Sri Jayabhupati, penguasa kerajaan Sunda. Di daerah larangan itu orang tidak boleh menangkap ikan dan hewan yang hidup di sungai itu. Tujuannya untuk menjaga kelestarian lingkungan (agar ikan dan lain-lainnya tidak punah) siapapun yang melanggar larangan itu akan dikutuk oleh dewa-dewa.
Kerajaan Sunda beribu kota di Parahyangan Sunda. Sementara itu menurut prasasti Astana Gede (Kawali – Ciamis) ibu kota kerajaan Sunda berada di Pakwan Pajajaran, perpindahan kerajaan ini tak diketahui alasannya. Akan tetapi, hal-hal yang bersifat ekonomi, keamanan, politik, atau bencana alam lazim menjadi alasan perpindahan pusat ibu kota suatu kerajaan.
Kerajaan Sunda menguasai daerah Jawa Barat untuk waktu yang lama. Raja yang terkenal adalah  Jaya Bhupati dan Sri Baduga Maharaja.


16 komentar: